BAB 1
PENDAHULUAN
Disusun oleh : Ir. Budi Sudarwanto, MSi[1]
Kegiatan pembangunan memiliki empat unsur pokok, adalah manusia, kekayaan alam, modal, dan teknologi. Pembangunan sebagai suatu sistem yang kompleks mengalami proses perubahan dari yang sederhana sampai dengan yang rumit/kompleks. Proses perubahan tersebut mengalami perkembangan perubahan cara pandang, beberapa cara pandang tersebut adalah pertumbuhan (GROWTH), perubahan strukutr (STRUCTURAL CHANGE), ketergantungan (DEPENDENCY), pendekatan sistem (SYSTEM APPROACH), dan penguasaan teknologi (TECHNOLOGY).
Arsitektur adalah ilmu pengetahuan yang membahas tentang keterkaitan antara manusia dengan lingkungan binaan-nya, dan ruang adalah wujud manifestasi dari manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup. Ada tiga aspek penting dalam arsitektur, yaitu : firmitas (kekuatan atau konstruksi), utilitas (kegunaan atau fungsi), dan venustas (keindahan atau estetika).
Didalam proses membentuk ruang dari akibat kebutuhan hidup manusia, maka ada cara (teknik) dan tahapan (metoda) untuk berproduksi dalam penciptaan ruang. Secara hirarki dapat disebutkan ‘ruang tidur’ ruang untuk istirahat sampai dengan ‘ruang kota’ ruang untuk melakukan aktifitas sosial, ekonomi, dan budaya. Secara fungsi ruang memiliki peran yang berbeda menurut tingkat kebutuhan hidup manusia itu sendiri, seperti ruang makan, ruang kerja, ruang baca, dan seterusnya. Secara structural ruang memiliki pola susunan yang beragam, ada yang liniear, radial, mengelompok, dan menyebar. Estetika adalah pertimbangan penciptaan ruang yang mewujudkan rasa nyaman, rasa aman, dan keindahan.
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, permasalahan dalam pembangunan menjadi semakin kompleks. Artinya ruang yang dibangun oleh manusia juga mengalami banyak masalah. Salah satu masalah adalah persoalan mekanisme/ikatan/pranata yang menjembatani antara fungsi satu dengan fungsi lainnya. Masalah ke-pranata-an ini menjadi penting karena beberapa hal akan menyebabkan turunnya kualitas fisik, turunnya kualitas estetika, dan turunnya kuantitas ruang dan materinya, atau bahkan dalam satu bangunan akan terjadi penurunan kuantitas dan kualitas bangunan tetapi biaya tetap atau menjadi berlebihan.
Pranata dalam pengertian umum adalah interaksi antar individu/kelompok dalam kerangka peningkatan kesejahteraan atau kualitas hidup, dalam arti khusus bahwa terjadi interaksi antar aktor pelaku pembangunan untuk menghasilkan fisik ruang yang berkualitas. Pranata di bidang arsitektur dapat dikaji melalui pendekatan sistem, karena fenomena yang ada melibatkan banyak pihak dengan fungsi berbeda dan menciptakan anomaly yang berbeda sesuai kasus masing-masing.
Dalam penciptaan ruang (bangunan) dalam dunia profesi arsitek ada beberapa aktor yang terlibat dan berinteraksi, adalah pemilik (owner), konsultan (arsitek), kontraktor (pelaksana), dan unsur pendukung lainnya.
Keterkaitan antar aktor dalam proses kegiatan pelaksanaan pembangunan mengalami pasang surut persoalan, baik yang disebabkan oleh internal didalamnya dan atau eksternal dari luar dari ketiga fungsi tersebut. Gejala pasang surut dan aspek penyebabnya tersebut mengakibatkan rentannya hubungan sehingga mudah terjadi perselisihan, yang akibatnya merugikan dan/atau menurunkan kualitas hasil.
Buku ini akan menuntun mahasiswa untuk memahami wacana ke-pranata-an bidang arsitektur secara sistemik, yang disusun menjadi 4 bagian besar.
Pertama, adalah penjelasan kepranataan pembangunan dalam bidang arsitektur sebagai suatu sistem, dan permasalahan pembangunan yang terjadi di bidang arsitektur (disiapkan oleh Ir. Budi Sudarwanto, MSi).
Kedua, adalah penjelasan aktor-aktor terkait dengan penyelenggaraan pembangunan, adalah owner (pemilik), konsultan (pengawas, perencana, dan manajemen konstruksi), dan kontraktor (pelaksana konstruksi/pemborong) dengan mengetahui fungsi, tugas, dan produk jasa yang dihasilkan dari masing-masing aktor melalui pemahaman teori organisasi (dipersiapkan oleh Ir. Satrio Nugroho, MSi, Ir. Sri Hartuti Wahyuningrum, Ir. Danoe Iswanto, MT, dan Ir. Budi Sudarwanto, MSi)
Ketiga, adalah penjelasan hal-hal yang berkaitan dengan mekanisme proses pembangunan yang terjadi, antara lain : proses perijinan, proses lelang, kontrak, etika profesi arsitek, dan aspek K3 (keselamatan, keamanan, dan ketertiban) (disiapkan oleh Ir. Danoe Iswanto, MT dan Ir. Budi Sudarwanto, MSi).
Keempat, adalah penjelasan beberapa sistem ke-pranata-an dalam bidang arsitektur, namun lingkup pengkajian lebih luas dan penekanan pada wacana pengetahuan, yaitu di bidang pembangunan perumahan dan permukiman (disiapkan oleh Ir. Hendro Trilistyo, MT), dan bidang pembangunan perkotaan (disiapkan oleh Ir. Eddy Darmawan, MEng).
Dengan telah mengetahui pokok-pokok penjelasan dalam sistem kepranataan pembangunan bidang arsitektur, mahasiswa harus dapat menjelaskan kembali fenomena yang ada, sistem yang terbentuk, dan uraian atas fungsi, peran, dan produk pihak-pihak terlibat, serta pengetahuan yang terkait dengan proses tersebut dalam satu penyusunan tugas dan evaluasi tertulis.
Secara diagramatis alur-alur pengetahuan dan pemahaman yang harus dilakukan oleh mahasiswa sebagai penjabaran dari TIU dan TIK yang diuraikan dalam Satuan Acara Perkuliahan adalah sebagai berikut :
Tabel 1.1 : TIU, TIK, dan Satuan Acara Perkuliahan
MK Pranata Pembangun (TKA 137) JAFT UNDIP
No
TIU
TIK
Tatap Muka
Satuan Acara Perkuliahan
1
Mahasiswa dibekali pemahaman tentang kegiatan pembangunan khususnya di bidang arsitektur, dan pihak-pihak yang terlibat didalamnya sebagai suatu sistem melalui penjelasan teori dan studi kasus
Memahami Pranata Pembangunan Sebagai Suatu SISTEM dan KONSEP Pengembangan suatu “institusi” pada lingkup bidang arsitektur
1
Penjelasan SILABI dan Kuliah Pengantar Pranata Pembangunan
2
Pengertian Pranata Pembangunan sebagai Suatu SISTEM dan Proses Perkembangan Paradigma Yang Terjadi
3
Pengertian Organisasi dan Konsep Pengembangan suatu Organisasi (Institusional Development)
Memahami pihak-pihak terkait melalui tugas dan fungsi masing-masing dalam proses mewujudkan produk asritektur (pemilik, perancang, dan pelaksana serta pihak pendukung lainnya)
4
Unsur-unsur terkait dalam pranata pembangunan bidang arsitektur (OWNER, KONSULTAN, dan KONTRAKTOR) serta peran pendukungnya
5
Tugas dan Fungsi OWNER
6
MID – SEMESTER (evaluasi 1)
7
Tugas dan Fungsi KONSULTANSI
8
STUDI KASUS
9
Tugas dan Fungsi KONTRAKTOR
10
STUDI KASUS
2
Mahasiswa dibekali pemahaman tentang instrumen dan proses interaksi antar pelaku pembangunan melalui penjelasan teori dan studi kasus
Memahami Instrumen dalam proses interaksi antar unsur-unsur terkait atas peraturan/UU yang berlaku
11
Instrumen pranata dalam kerangka terselenggaranya kegiatan : PELELANGAN (TENDER), dan KONTRAK;
12
Instrumen pranata dalam kerangka terselenggaranya kegiatan : PERIJINAN, dan K3 (Ketertiban, Keamanan, Keselamatan)
13
STUDI KASUS
14
TENTAMEN (evaluasi 2)
Diagram 1.1.
Keterkaitan Pokok-pokok Bahan Ajar
MK Pranata Pembangunan TKA 137
Sumber :
Pelatihan Applied Approach (AA) Angkatan XX 16-20 September 2002 Mata Kuliah Hukum Pranata Pembangunan oleh Budi Sudarwanto, Ir. MSi
Daftar Bacaan
1. Sidharta, Ir. Prof, (1984),”Peran arsitek, Pendidikannya, dan Masa Depan Arsitektur”, Pidato Pengukuhan Guru Besar, Semarang.
2. Soemardi Reksopoetranto, MA, Phd, Prof, (1992), “Manajemen Proyek Pembangunan; Konsep dan Beberapa Studi Kasus di Indonesia”, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
3. Paulina Pannen dan Purwanto, (2001)”Penulisan Bahan Ajar” Pusat Antar Universitas-PPAI, Universitas Terbuka-Dirjen Dikti Depdiknas, Jakarta.
4. Preston, PW (1996), “Development Theory, An Introduction”, Blackwll Publishers, Oxford, UK
Senin, 11 Februari 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
sip.. lanjutkan
tulisannya mirip yang di buku ajar ya??!!
Posting Komentar